BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menggelar kegiatan Mapag Hujan (Maraton Bebersih Walungan dan Susukan), Jumat 2 September 2024.
Secara resmi kegiatan tersebur dihadiri oleh Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono diwakili oleh Asistem Perekonomian dan Pembangunan, Eric M. Attauriq.
Program ini dalam rangka memasifkan gerakan bersih - bersih sungai dan drainase sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan jelang musim hujan.
"Kota Bandung setiap musim hujan masih dilanda banjir. Masalahnya kompleks, tapi yang paling penting kita sudah melakukan perbaikan demi perbaikan," ujar Eric.
Ia mengungkapkan, volume genangan banjir Kota Bandung saat ini sudah jauh menurun. Dari asalnya pada tahun 2015 mencapai lebiih dari 99 ribu meter kubik, di musim hujan tahun lalu (2023) volume genangan sudah menyusut lebih dari 62 ribu meter kubik, atau tinggal tersisa 36 ribu meter kubik.
"Penurunan terlihat pada jumlah area banjir. Pada 2020 ada 21 titik area banjir, di tahun 2023 tercatat hanya tujuh titik banjir," ungkapnya.
Pemkot Bandung dari kurun tahun 2015 – 2024 telah membangun 13 kolam retensi, yang terbagi ke dalam 12 sub das sungai citarum dan 46 anak sungai. Namun, lanjut Eric, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Dengan Morfologi dan tren pembangunan, Kota Bandung idealnya memiliki 30 kolam retensi sebagai pengendali banjir. Sungai – sungai yang mengalir masih perlu dilakukan pengerukan sedimentasi agar tetap dalam dan bisa menampung air hujan dengan curah tinggi, atau tidak overload air," bebernya.
Atas hal tersebut, kegiatan Mapag Hujan dilakukan setiap menjelang musim hujan. Ini tradisi baik yang terus kita pelihara. Melibatkan semua elemen masyarakat dari tingkat kota sampai kecamatan, kelurahan, dan RT dan RW.
"Mapag Hujan adalah gerakan bersama, dilakukan secara masif, dan untuk kebaikan bersama. oleh karena itu, partisipasi warga sangat penting. Warga bisa berkontribusi dalam kegiatan ini dengan ikut berpartisipasi mengeruk sedimentasi dan membersihkan sampah di selokan, gorong – gorong, dan sungai – sungai kecil," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, Mapag Hujan bagian optimalisasi dan melibatkan pentahelix.
"Pembangunan harus pentahelix. Akademisi, media, pemerintah, pengusaha, komunitas, dan masyarakat harus terlibat," ungkapnya.
Semetara itu, Project Lead River Cleanup Indonesia, Egar Anugrah menyampaikan, hadirnya River Cleanup sebagai pergerakan untuk membangun kota lebih nyaman.
"Ini sebuah pergerakan kecil, karena niat tidak boleh berhenti, sehingga ada keberlanjutan. Bahwa kami tidak hanya bersih- bersih saja, tapi mengubah perilaku," tuturnya.
Kegiatan Mapag Hujan pun serentak dilakukan oleh seluruh UPT DSDABM bersama masyarakat dan komunitas, diantaranya UPT Bojonegara, UPT Cibeunying, UPT Tegalega, UPT Karees, UPT Ujungberung, UPT Gedeage dan UPT Daerah Aliran Sungai (DAS).